Alergi pada Manusia. |
Diantara sekian banyak penyakit alergi, kita coba untuk mengenal 7 macam diantaranya yang paling sering mengenai manusia. 7 macam alergi tersebut adalah sebagai berikut:
- Reaksi Anafilaktik (Shock Anafilaktik), merupakan bentuk alergi yang dapat membahayakan nyawa penderita. Biasanya menunjukkan manifestasi/ gejala yang berat, berupa gatal, kemerahan di kulit, sesak nafas, bengkak pada beberapa bagian tubuh (wajah, lengan, kaki), rasa cemas, gelisah hingga berujung kematian (shock anafilaktik) bila tidak ditangani segera. Alergi ini muncul sesaat atau beberapa saat setelah penderita kontak dengan alergen seperti kacang dari pohon (kenari, pistachio, kacang mete), kerang, udang, lobster, ikan, susu dan telur. Adapun sistem tubuh yang terlibat antara lain kulit, pernafasan, kardiovaskuler dan gastrointestinal.
- Asma Bronchiale, merupakan sindrom klinis dengan ciri-ciri inflamasi (penyempitan) saluran nafas bawah (bronchus dan alveolus paru) yang bersifat reversibel akibat masuknya alergen ke saluran nafas. Bersifat genetik dan biasanya ditandai oleh adanya wheezing pada fase ekspirasi. Faktor resikonya antara lain adanya riwayat asma dalam keluarga, adanya reaksi allergen dengan IgE, penyakit pernafasan akibat virus, pajanan allergen udara, kegemukan, dll.
- Urtikaria, merupakan suatu kelainan alergi pada kulit yang berbentuk bentol berwarna merah disertai rasa gatal dengan ukuran diameter yang bervariasi. Sering juga disebut sebagai bidur atau kaligata. Urtikaria dapat tersebar pada berbagai tempat di kulit tubuh. Gejalanya dapat terjadi segera atau beberapa hari setelah kontak dengan bahan penyebab. Sebagian besar urtikaria yang kronik sulit diketahui penyebabnya. Salah satu cara untuk mengetahui pencetus alergi ialah dengan melakukan uji kulit (tes alergi).
- Angiodema, mirip dengan urtikaria yang merupakan gatal-gatal, bekas merah (pembengkakan atau bercak) dari berbagai ukuran yang tiba-tiba muncul dan menghilang pada kulit. Angiodema merupakan jenis bengkak, bilur-bilur besar dan melibatkan lapisan kulit yang lebih dalam, terutama dekat bibir dan mata. Dalam kebanyakan kasus tidak berbahaya dan tidak meninggalkan bekas pada kulit setelah sembuh. Dalam kasus pembengkakan dari angiodema dapat menyebabkan tenggorokan atau lidah menghalangi jalan nafas dan menyebabkan kehilangan kesadaran yang dapat mengancam nyawa.
- Rhinitis Alergika, reaksi alergi yang melibatkan mukosa hidung, mata, tuba, eustachii, telinga tengah, rongga sinus dan faring. Biasanya ditandai dengan bersin-bersin di pagi hari atau ketika penderita terpajan alergen. Hidung menjadi buntu dan sukar bernafas.
- Alergi Obat-obatan, alergi obat merupakan reaksi yang diberikan tubuh secara berlebihan karena konsumsi obat tertentu meski dalam dosis ringan. Hal ini muncul secara tiba-tiba meskipun sebelumnya tidak pernah mengalami alergi tersebut. Misal, seseorang yang biasa minum parasetamol, pada suatu ketika meminumnya, ia malah merasakan gatal-gatal di sekujur tubuh. Reaksinya bisa terjadi dengan lambat atau cepat. Gejala umum yang terjadi biasanya gatal, bercak kemerahan pada kulit, diare, ganggunan pernafasan seperti pilek, bersin, sesak nafas, mengalami gangguan jantung hingga shock atau hipotensi (tekanan darah rendah). Ada beberapa obat yang dianggap sering menimbulkan alergi yaitu penisilin, sulfonamid, obat penurun panas dan obat analgetik (penghilang rasa sakit). Selain jenis obat, metode pemberian obat juga memberi peranan dalam menimbulkan alergi.
- Dermatitis Atopik, merupakan peradangan pada lapisan atas kulit yang sifatnya kronis atau menahun. Penderita biasanya mengeluh kulitnya terasa gatal dan kering yang tidak sembuh-sembuh atau sering kambuh walaupun sudah diobati. Umumnya mengenai bayi dan anak-anak, namun tidak jarang dialami oleh orang dewasa. Pada orang dewasa biasanya menimbulkan gangguan secara kosmetik dikarenakan kulit yang sering digaruk lama kelamaan akan menimbulkan bercak kehitaman (hiperpigmentasi) sehingga mengganggu penampilan. Kondisi ini biasanya muncul pada penderita yang memiliki kecenderungan atopi atau suatu tendensi gangguan alergi yang diturunkan secara genetik. Jadi penderita yang mengalami dermatitis atopik biasanya memiliki riwayat penyakit asma atau alergi pada kondisi tertentu dalam keluarganya.
Sumber: infokesehatankita.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar