Penyakit Difteri |
Apakah Penyakit Difteri itu?
Penyakit difteri adalah penyakit infeksi akut pada saluran pernafasan bagian atas yang disebabkan oleh bakteri jenis Corynebacterium diphtheriae. Penyakit difteri sering ditemukan dan dominan menyerang anak anak, biasanya bagian tubuh yang diserang adalah tonsil, faring hingga laring yang merupakan saluran pernafasan bagian atas. Pada masa yang lalu penyakit difteri ini sangat mengerikan dimana penyakit ini merupakan salah satu penyebab utama terjadinya ribuan kematian. Hingga saat ini masih mewabah di beberapa negara yang belum berkembang. Orang yang pernah sakit dan sembuh dari penyakit ini sering menderita kelumpuhan otot-otot tertentu dan kerusakan permanen pada jantung dan ginjal. Anak-anak yang berumur satu sampai sepuluh tahun sangat peka terhadap penyakit ini.
Apa Tanda dan Gejala Penyakit Difteri?
Ciri-ciri yang khusus pada difteri ialah terbentuknya lapisan yang khas pada selaput lendir saluran nafas, serta adanya kerusakan otot jantung dan saraf. Gejala lainnya yang sering ditemukan yaitu demam dimana suhu tubuh meningkat sampai 38,9 derajat celcius, kadang disertai batuk pilek yang ringan, sakit dan radang pada tenggorokan, mual, muntah, sakit kepala, kaku pada leher dan terdapat pembentukan selaput di tenggorokan berwarna putih kotor keabuabuan.
Difteri terjadi setelah periode masa inkubasi yang pendek yaitu 2-4 hari, dengan jarak antara 1-5 hari.
Bagaimana Proses Timbulnya Penyakit Difteri?
Corynebacterium diphtheriae adalah mikroorganisme penyebab yang melakukan invasive ke dalam tubuh, namun secara umum jarang memasuki aliran darah, tetapi berkembang secara lokal pada membrana mukosa tertentu atau pada jaringan yang rusak. Corynebacterium diphteriae menghasilkan exotoxin yang paten dan akan tersebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah dan sistem limpatik. Dengan sejumlah kecil toxin, yaitu 0,06 ug, biasanya telah dapat menyebabkan kematian.
Pada saat bakteri berkembang biak, toxin merusak jaringan lokal, yang menyebabkan timbulnya kematian dan kerusakan jaringan. Lalu leukosit masuk ke daerah tersebut bersamaan dengan penumpukan fibrin dan elemen darah yang lain, disertai dengan jaringan yang rusak membentuk membrane. Akibat dari kerusakan jaringan, di sekitar membran sering terjadi oedema dan pembengkakan. Pembengkakan inilah yang menyebabkan terjadinya penyumbatan jalan nafas pada tracheo-bronchial atau laryngeal.
Tulisan ini dikirim via email oleh Sdr. Trio Saputra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar